Syair Hamzah Fansuri
Syeikh Hamzah Fansuri adalah
seorang cendekiawan, ulama tasawuf, dan budayawan terkemuka yang
diperkirakan hidup antara pertengahan abad ke-16 sampai awal abad ke-17.
Nama gelar atau takhallus yang tercantum di belakang nama
kecilnya memperlihatkan bahwa pendekar puisi dan ilmu suluk ini berasal
dari Fansur, sebutan orang-orang Arab terhadap Barus, sekarang sebuah
kota kecil di pantai barat Sumatra yang terletak antara kota Sibolga dan
Singkel. Sampai abad ke-16 kota ini merupakan pelabuhan dagang penting
yang dikunjungi para saudagar dan musafir dari negeri-negeri jauh.
Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah,
Disanalah i’tikad diperbetuli sesudah
Bait pertama yang berupa awal dari segala pembahasan, dapat kita
lihat bahwa nilai yang terkandung yaitu berupa nasihat sosial ,
pendidikan dan tauhid. Yang mana nasihat berupa bagaimana kehidupan yang
berjalan sesuai dengan i’tiqad , iman yang awal harus di betulkan,
disanalah muara kehidupan berawal.
Wahai muda, kenali dirimu,
Ialah perahu tamsil tubuhmu,
Tiadalah berapa lama hidupmu,
Ke akhirat jua kekal diammu.
Selanjutnya, bait ini menjelaskan insan patutlah kita mengenali siapa
diri kita, manusia itu layaknya sebuah perahu yang akan terus melaju
menjalani arus kehidupan layaknya perahu yang terus berlayar, perahu
mempunyai tujuan , sama seperti manusia tujuan hidup kita yaitu akhirat
kelak. Tidaklah lama hidup kita di dunia ini. Nilai yang terkandung
pada bait ini yaitu pendidikan.
Hai Muda arif-budiman,
Hasilkan kemudi dengan pedoman,
Alat perahumu jua kerjakan,
Itulah jalan membetuli insan.
Penyair menjelaskan bahwa kandungan dalam bait ini ialah untuk menuju
ke suatu tujuan mesti adanya bekal, bekal yaitu “ pedoman “ yang di
maksut dalam syair tersebut juga selain bekal juga jalan kehidupan yang
bagaimana kita lalui, karena disanalah tergantung untuk memperbaiki diri
kita dan menuju tujuan. Bait ini mengandung nilai sosial dan
pendidikan.
Perteguh jua alat perahumu,
Hasilkan bekal air dan kayu,
Dayung pengayuh taruh disitu,
Supaya laju perahumu itu.
Kuatkan bekal yang kita tekuni, supaya mengalir dan kuat maka jangan
pula bergantung biar hidup berjalan dengan sendirinya, berjalan dengan
bekal yang kita punya. Nilai sosial dan pendidikan.
Sudahlah hasil kayu dan ayar
Angkatlah pula sauh dan layar,
Pada beras bekal jantanlah taksir,
Niscaya sempurna jalan yang kabir.
Dalam
kehidupan, tidak hanya tujuan dengan i’tiqad yang kuat namun juga pada
bekal yang lain, supaya iman kan kuat ketakwaan dan kebajikan dalam
hidup di perluaskan dan di kuatkan agar tujuan hidup yang sempurna.
Nilai tauhid dan pendidikan juga sosial.
Perteguh jua alat perahumu,
Muaranya sempit tempat mu lalu,
Banyaklah disana ikan dan hiu,
Menanti perahumu lalu disitu.
Teguhkan jalan yang engkau pilih, karena hidup di dunia ini sangat lah
tidak mudah sempit dan hanya sesaat, teguhkan imanmu dan optimis karena
godaan itu akan selalu datang, godaan yang sangat banyak jenisnya,
dengan imanmu yang teguh maka engkau dapat mengabaikan godaan. Nilai
pendidikan dan Tauhid.
Muaranya dalam, ikanpun banyak,
Disanalah perahumu karam dan rusak,
Karangnya tajam seperti ombak,
Ke atas pasir kamu tersesak.
Kehidupan dan bekal yang di tekuni sangatlah bermacam begitupula godaan
yang akan kita dapatkan juga susah di lalui jika bekal yang kita
persiapkan hanya sekedar, jika bekal dan iman yang dipersiapkan hanya
sekedar ujung kuku, maka iman dan tawakkal akan kalah dengan godaan yang
bermacam serangannya. Nilainya yaitu pendidikan dan Tauhid juga sosial.
Ketahuilah olehmu hak anak dagang,
Riaknya rencam ombaknya karang,
Ikanpun banyak datang menyarang,
Hendak membawa ke tengah sawang.
Patut kita ketahui dengan sebenar-benarnya , hidup dengan kebajikan
tentu akan banyak godaan yang datang menghalang, menggoyahkan iman kita,
namun kuatkanlah perjalananmu dengan tujuan akhirat dan kebajikan yang
utama, godaan dan maksiat terlalu menggiurkan jika kita tak menguatkan
iman pada perjalanan dan pada tubuh kita sendiri, hingga membawa kita
sumur maksiat. Nilainya sosial dan pendidikan
Muaranya itu terlalu sempit,
Dinamakan lalu sampan dan rakit,
Jikalau ada pedoman di kapait,
Sempurnalah jalan terlalu ba’id.
Dalam hidup agar mempunyai pedoman hidup, karena hidup ini terlalu
sempit untuk hidup yang tiada tujuan dan pedoman, jikalah kita hidup
berpedoman yang benar, maka hidup akan kekal menjalani perjalanan yang
jauh dengan hidup yang sempurna melalu rintangan. Nilainya pendidikan ,
sosial juga tauhid.
Baiklah perahu engkau perteguh,
Hasilka pendapat dengan tali sauh
Anginnya keras ombaknya cabuh,
Pulanya jauh tempat berlabuh.
Sekarang engkau kuat dan iman yang kau punya kuat sekali, maka ikatkan
juga pertahankan dengan ilmu yang kau miliki, perjalanan kan sangat jauh
untuk menapakinya maka ibadahmu akan kekal dan lama akan kau nikmati.
Nilainya pendidikan dan sosial.
Lengkapkanlah pendarat dan tali sauh,
Derasmu banyak bertemu musuh,
Selabuh rencam ombaknya cabuh
LIIa akan tali yang teguh.
Lengkapkanlah dengan ilmu-ilmu yang lain, maka berjalanlah dengan
bekalmu yang kau punya karena haluan di depan akan kacau dan parah.
Kuatkanlah Imanmu dengan Allah, Yaitu Tauhid mu dengan kuat. Nilainya
Tauhid, pendidikan dan sosial.
Barang siapa bergantung disitu,
Teduhlah selabu yang rencam itu,
Pedoman bertuli perahumu laju,
Selamat engkau ke pulau itu.
Siapa saja yang teguh akan Tauhidnya, maka akan selamat dari segala
godaan dan lika liku kehidupan, pedoman akan membetulkan diri kita dan
jalan hidup kita maka selamat lah kamu akan tujuan mu, nilai yang
terkandung di dalam bait ini yaitu Tauhid. Tauhid, pendidikan dan
sosial.
LIIA jua yang engkau ikut,
Di laut keras topan dan ribut,
Hiu dan paus di belakang menurut,
Pertetaplah kemudi jangan terkejut.
Tauhid Laa Ilahaillallah yang kau ikut tentu akan aman , engkau dapat
mengendalikan segala cobaan dan terus berlabuh dengan tenang, tanpa
hambatan, pertetaplah iman jangan terkecoh dengan godaan.
Laut Silan terlalu dalam,
Disanalah perahu rusak dan karam
Sungguhpun banyak disana menyelam,
Larang mendapat pertama nilam.
Kehidupan dalam mengarungi perjalanan terlalu kelam maka akan ada
rintangan walaupun banyak akan usaha tapi kan bertemu jua.
Laut Silan Wahid Al Kahhar,
Riaknya rencam ombaknya besar,
Anginnya songsongan ( mem ) belok sengkar
Perbaik kemudi jangan berkisar.
Kehidupan satu yang bijaksana teruslah menghadapi rintangan- rintangan
yang datang menghadang, pacukan haluan perjalanan tetap pada tujuan.
Itulah yang maha Indah,
Kesanalah kita semuanya berpindah,
Hasilkan bekal jauh dan juadah
Selamatlah engkau sempurna musyahadah
Menjelaskan bahwa akhirat yaitu benar adanya, indah nya akhirat kelak,
maka hasilkan bekal untuk akhirat kelak yang akan dipakai maka dengan
bekal yang dipunya itulah kita akan selamat di akhirat selamanya.
Silan itu ombaknya kisah,
Banyaklah akan kesana berpindah,
Topan dan ribut terlalu ‘azamah
Perbetuli pedoman jangan berubah.
Cerita kan berubah haluan seperti Ombak di laut, bagai kehidupan yang
terus berpindah berlayar, tinggal bahkan pergi keadaan yang terus tidak
akan sama dan terus berubah, ancaman datang kan sungguh hebat, walau
begitu teruslah mencari pedoman dan pertahankan bekal jangan berubah
akan tujuan mu.
Laut “ kulzum terlalu dalam,
Ombaknya muhit pada sekalian alam,
Banyaklah disana rusak da karam
Perbaiki naam, siang dan malam.
Rintangan dan cobaan akan terus menerjang dalam hidup, pasti akan
kelelahan dan cacat pendirianmu, maka perbaiki lah kesempurnaan amal
pada setiap waktu. Nilai yang terkandung yaitu pendidikan.
Ingati sungguh siang dan malam,
Lautnya deras bertambah dalam,
Anginpun keras, ombaknya rancam,
Ingati perahu jangan tenggelam.
Ingatlah terus pada jalan yang kau tuju, jangan takut jangan lalai
hingga amal dan imanmu rusak jua. Nilai pendidikan.
Jikalau engkau ingati sungguh,
Angin yang keras menjadi teduh,
Tamabahns selalu tetap yang cabuh,
Selamat engkau ke pulau itu dan berlabuh.
Jika lah kita mengetahui bagaimana manfaatnya bekal dan pedoman bagi
kita, haluan yang terhalang kan tenang di nikmati, tujuan di dapat
dengan senang dan aman.
Sampailah abad dengan masanya,
Datanglah angun dan paksanya,
Belajar perahu sidang budiman ( nya )
Berlayar itu dengan kelengkapannya.
Tiba sudah waktu berlalu, memperbaiki diri dengan segala pedoman jalan
dan tujuan hidup akan usai pada sebuah tempat dimana engkau telah
berusaha memperbaiki diri di mana memanfaatkan waktumu untuk memperbaiki
diri dalam perjalanan dunia untuk tujuan hakiki. Nilai sosial dan
pendidikan.
Wujud Allah nama perahunya,
Ilmu Allah akan….
Iman Allah nama kemudinya
“yakin akan Allah “ nama pawangnya.
Allah lah yang menciptakan ada, kita ketahui dengan ilmu dengan iman
kepada Allah adalah alat untuk kita bertahan dalam kehidupan dan yakin
Akan Allah lah yang membawa kita pada perjalanan hidup. Nilai Tauhid.
“ Taharat dan istinja’” nama lantainya
“kufur dan masiat air ruangnya,
Tawakul akan Allah juru bantunya,
Tauhit itu akan sauhnya,
Ibadah diibaratkan bagian dalam kehidupan walau kufur dan maksiat akan
terus berdampingan dengan ibadah, namun Tawakal lah yang menjadi
pelindung dan Tauhid ialah hal yang utama.
LIIA akan talianya,
Kamal Allah akan tiangnya,
As Salam Mualaikum akan tali lengganggnya,
Taat dan ibadat anak dayung
Allah segala-galanya, Allah kesempurnaan dari segalanya serta
kesejahteraan akan ikatannya sempurnalah akan ibadah mu . nilai
pendidikan .
Salat akan nabi tali bubutanya,
Istighfar Allah akan layarkan
“Allahu Akbar “ nama anginnya
Subhan Allah akan lajunya.
Menjelaskan tentang ibadah, juga zikir yang terus kita lantunkan maka tenanglah perjalanan hidup kita.
“Wallahu a’lam” nama rantanya
“Iradat Allah “ nama badanya,
“Kudrah Allah “ nama labuhannya,
“surga jannat an ‘in nama negerinya.
Allah yang maha mengetahui segalanya dengan kekuasaan dan kehendaknya
Allah maka Engkau dapatkan lah Surga yang nikmat yang disebut sebagai
negerinya.
Karangan ini suatu madah,
Mengarangkan syair tempat berpindah,
Didalam dunia janganlah tam ‘ah
Di dalam kubur berkhalwat sudah
Karya adalah merupakan nasihat dimana dapat memberikan perubahan yang
mana di dunia janganlah kita menyia-nyiakan waktu dengan hal yang tak
bermanfaat terlalu banyak mengambil keuntungan sedangkan di dalam kubur
kita tak dapat berbuat apa-apa.
Kenal dirimu didalam kubur,
Badan seorang hanya tersungkur,
Dengan siapa lawan bertutur,
Dibalik papan badan terhancur
Sadar diri kita ketika di alam kubur, badan yang tak berguna lagi untuk
melakukan perubahan untuk mencari bekal sejati badan yang tersungkur
dengan siapa kita kan kita berkeluh kesah tanpa ada yang mendengar di
balik tanah papan yang tak berguna.
Didalam dunia banyaklah mamang,
Ke akhirat jua tempatmu pulang,
Janganlah disusahi emas dan uang,
Itulah membawa badan terbuang,
Dunia memanglah tempat yang menyenangkan, namun akhirat tidak dapat di
abaikan yang mana tujuan bukan lain hanya semata akhirat pula kita kan
kembali, jangan lah terlalu lalai dan tergiur akan rezeki harta dan uang
kekayaan sebab itulah membuat hidup didunia kan merana.
‘tuntuti ilmu jangan kepalang’
Didalam kubur terbaring seorang
’mungkar wa nangkir ‘ kesana datang,
Menyangkan jikalau ada engkau sembahnya,
Tuntutlah ilmu , berbuatlah kebajikan di dalam kubur kelak terbaring
seorang datanglah malaikat untuk memberikan pertanyaan atas amal kita di
dunia.
Tongkatnya letak terhisab,
Badanmu remuk siksa dan azab,
Akalmu itu hilang dan lenyap,
……………….
Menggambarkan bagaimana kita di alam kubur., mengandung nilai Sosial
Mungkar wa nangkir bukan kepalang,
Suaranya merdu bertambah garang,
Tongkatnya besar terlalu panjang,
Cambuknya banyak tiada terbilang,
Bait ini menggambarkan bagaimana keadaan kita di dalam kubur dan dengan
siksaan kubur yang menggambarkan dua tugas malaikat yaitu Mungkar dan
Nakir. Mengandung nilai sosial
‘kenal dirimu hai anak adam !
Tatkala di dunia terangnya alam,
Sekarang dikubur tempat mu kelak,
Tiada berbeda siang dan malam.
Bait ini menggambarkan, bahwa di alam kubur tidak lah seterang di
dunia yang mana dikatakan kita tidak mengetahui siang dan malam, tidak
ada bedanya, kubur dan dunia tentulah sangat berbeda, maka semasa dalam
dunia berbuatlah amal lihatlah dirimu, kemana akhir kan tujuanmu
bagaimana nasib di alam kubur kelak.
Kenal dirimu, hai anak dagang !
Di balik papan tidur terlentang,
Kelam dan dingin bukan kepalang,
Dengan siapa lawan berbincang?
Bait ini masih menggambarkan kehidupan di alam kubur yang begitu suram.
LIIA itu firman,
Tuhan itulah pergantungan alam sekalian,
Iman tersurat pada hati insap
Siang dan malam jangan di lalaikan.
Kalimah Syahadat ialah Firman, yang menciptakan alam seklian dan
kokohkan iman dalam dada, jangan pula engkau lalai di saat siang dan
malam.
LIIA itu terlalu nyata,
Tauhit ma’rifat semata-mata
Memandang yang ghaib semuanya rata,
Lenyapkan kesana sekalian kita.
Laailahaillallah, adalah cara kita mengenal Allah, sang pencipta.
Mengenal Alam Ghaib dengan kalimat Syahadat maka kuatlah iman kita dan
percaya kan Alam Ghaib.
LIIA itu jangan kau permudah-mudah,
Sekalian makhluk berpindah,
Da’im dan ka’im jangan berubah,
Khalak disana dengan LIIA
Tauhid itu jangan di permudah, kekal dan teguh Tauhid itu yang tidak
akan berubah, Allah lah maha yang menciptakan makhluk.
LIIA itu jangan kau lalaikan,
Siang dan malam jangan kau sunyikan,
Selama hidup juga engkau pakaikan,
Allah dan Rasul juga yang menyampaikan
Jangan lupakan zikirmu, sebutlah nama Tuhanmu jangan di lalaikan dan
dilupakan jadilah itu kebutuhanmu karena itu semua dari Allah dan
Rasulnya.
LIIA itu kata yang teguh,
Memadamkan cahaya sekalian rusuh,
Jin dan syaithan sekalian musuh,
Hendak membawaa dia bersungguh-sungguh.
Tahlil itu kata yang teguh, jin dan syaithan adalah musuh yang nyata
LIIA itu kesudahan kata,
Tauhid ma’rifat semata-mata,
Hapuskan hendak sekalian perkara,
Hamba dan Tuhan tiada berbeda.
Bait ini menjelaskan tentang kema’rifatan hamba kepada pencipta yaitu
Allah ta’ala pada bait ini menjelaskan tentang si penyair yang merupakan
tentang pahamnya wahdatul wujud, dan betapa tasawuf nya iya si penyair
yaitu Hamzah fansuri.
LIIA itu tempat mengintai,
Medan yang kadim tempat berdamai,
Wujud Allah terlalu bitar,
Siang dan malam jangan bercerai
Allah maha melihat, tempat dimana selalu sedia mengetahui , maka janganlah lalai .
LIIA itu tempat musyahadah,
Menyatakan tauhid jangan berubah,
Sempurnalah jalan iman yang mudah,
Pertemuan Tuhan terlalu susah.
Tauhid tempat kita berlabuh, jangan lah berpaling terhadap iman dan
tauhidmu, sempurnakan jalan kehidupan dengan iman. Agar kelak kan kita
berjumpa dengan Tuhan dengan adanya iman di dalam dada, tanpa iman
mustahil lah kita akan berjumpa dengan Tuhan kita. Nilainya tauhid.
HAMZAH FANSURI
No comments:
Post a Comment