Teks ulasan yaitu teks yang berisi ulasan atau penilaian terhadap suatu karya (drama atau film). Mengulas suatu film dan drama mengharuskan kita untuk bersikap kritis. Sikap kritis ini sangat penting agar ulasan yang kita tulis tersebut berkontribusi bagi kemajuan film dan drama itu sendiri.
Struktur Teks Ulasan
Struktur teks itu adalah bagian-bagian yang membangun sebuah teks sehingga menjadi suatu teks yang utuh. Adapun struktur yang membangun teks ulasan terdiri dari orientasi, tafsiran, evaluasi, dan rangkuman. Baiklah mari kita bahas struktur teks ulasan dibawah ini yang telah saya susun lengkap agar dapat dipelajari dengan mudah oleh sobat-sobat semua.
- Orientasi, berisi pengenalan tentang gambaran umum mengenai sebuah karya (film dan drama) yang akan diulas. Gambaran umum ini menyiapkan “latar belakang” bagi pembaca mengenai apa yang akan diulas.
- Tafsiran, berisi gambaran detail mengenai sebuah karya (film dan drama) yang diulas, misalnya bagian-bagian dari hasil karya, keunikan, keunggulan, kualitas, dan sebagainya.
- Evaluasi, berisi pandangan dari pengulas mengenai hasil karya yang diulas. Hal ini dilakukan setelah melakukan tafsiran yang cukup terhadap hasil karya tersebut. Pada bagian ini penulis akan menyebutkan bagian yang bernilai (kelebihan) atau bagian yang kurang bernilai (kekurangan) dari suatu karya (film dan drama).
- Rangkuman, berisi kesimpulan dari ulasan terhadap suatu karya (film dan drama). Bagian ini juga memuat komentar penulis apakah hasil karya tersebut bernilai/berkualitas atau tidak untuk ditonton/disaksikan.
CIRI KEBAHASAAN TEKS ULASAN DRAMA/FILM
1. Teks ulasan drama/film berisi penonjolan terhadap unsur-unsur karya seni yang hendak diulas.
Dapat berupa dialog dalam cerita, hal yang menarik penulis, sesuatu yang
khas pada objek ulasan, dapat juga dengan membandingkan karya
drama/film yang sejenis.
Pada teks ulasan drama/film ini, muncul kata adjektiva (kata sifat)
seperti : menarik/tidak menarik, mengharukan, memilukan, bernilai,
memuaskan, baik/kurang baik, mencekam, menakutkan, dan lain sebagainya.
Hal ini tentu untuk mendeskripsikan objek yang diulas.
Kata sifat atau kata keadaan adalah kata yang menerangkan tentang
keadaan, sifat, watak, tabiat suatu benda. Kata sifat memberikan jawaban
atas pertanyaan bagaimana atua dalam keadaan apa. Adjektiva juga mampu
diperluas lagi dengan amat…, ….sekali, sangat…..
2. Menggunakan kata-kata opini atau persuasif
Contohnya : inilah drama/film Indonesia yang patut untuk ditonton,
drama/film ini sungguh menarik untuk ditonton, drama/film ini
benar-benar menghibur, drama/film yang ditampilkan mengandung nilai
moral yang perlu kita teladani, dan lain-lain.
3. Menggunakan konjungsi internal dan konjungsi eksternal
a.) Konjungsi internal (intrakalimat), konjungsi yang menghubungkan dua
argumen/gagasan/ide dalam kalimat simpleks atau dua kelompok klausa.
Terdapat 4 (empat) kategori makna hubungan :
- Penambahan/kesejajaran, yaitu konjungsi dan, atau, serta;
- Menyatakan waktu, yaitu sejak, setelah, sesudah, ketika, saat;
- Menyatakan perbandingan, yaitu tetapi, melainkan, sedangkan, tidak hanya, tetapi juga, bukan saja/hanya…, melainkan juga…;
- Menyatakan sebab-akibat, yaitu sebab, akibat, sehingga, jika, karena, apabila, bilamana, jikalau.
b.) Konjungsi eksternal (antarkalimat), konjungsi yang
menghubungkan dua peristiwa/deskripsi hal/benda dalam kalimat kompleks
atau 2 kalimat simpleks.
Sama halnya dengan intrakalimat, konjungsi ini juga dibedakan atas 4 kategori makna hubungan :
- Penambahan/kesejajaran, yaitu konjungsi lebih lanjut, di samping itu, selain itu;
- Menyatakan waktu/temporal, yaitu pertama, kedua, ketiga, mula-mula, lalu, kemudian, berikutnya, selanjutnya, akhirnya ;
- Menyatakan perbandingan, yaitu sebaliknya, akan tetapi, sementara itu, di sisi lain, namun, namun demikian, walaupun demikian/begitu, dan sebagainya ;
- Menyatakan sebab-akibat, yaitu oleh karena itu, akibatnya, hasilnya, jadi, sebagai akibat, maka.
4. Menggunakan ungkapan perbandingan (persamaan/perbedaan)
Contohnya : daripada, sebagaimana, demikian halnya, berbeda dengan, seperti, seperti halnya, serupa dengan, dan sebagainya.
5. Menggunakan kata kerja material dan kata kerja relasional
Kata kerja material, yaitu kata kerja yang menyatakan kegiatan
fisik/proses. Misalnya : makan, minum, membawa, berbicara, melamun,
bertepuk tangan, mendengarkan, menunggu, melebur, memukul, bertanya, dan
lainnya.
Kata kerja relasional adalah kata kerja yang berfungsi untuk membentuk
predikat nominal (kata-kata kopulatif) dan dapat juga membantu
memperjelas predikat (kata kerja bantu).
- Contoh kata kerja relasional sebagai kopulatif : bernama, disebut, jadi/menjadi, meruapakan, adalah, ialah, yaitu, yakni, dan sebagainya.
- Contoh kata kerja relasional sebagai kata bantu : pasti, harus/perlu/wajib, jadi, mungkin, boleh, harap, bisa, hendak/ingin/mau/akan, dapat/bisa, ada, dan sebagainya.
Contoh Teks Ulasan
Berikut ini akan saya berikan contoh teks ulasan film yang berjudul
“Di Balik 98”. Contoh teks ulasan film ini saya ambil dari salah satu
sumber yang ada di internet yang akan saya berikan lengkap dengan
strukturnya. Silahkan simak dibawah ini.
Orientasi
Film Di Balik ’98 adalah film yang diproduksi oleh MNC Pictures
yang menceritakan tentang peristiwa kerusuhan yang terjadi pada tahun
1998. Semua rakyat Indonesia pasti sudah tahu tentang peristiwa Mei
1998. Waktu itu adalah saat-saat krisis bagi tahta kepresidenan Soeharto
dan juga Orde Baru. Tetapi pada film Di balik 98, dibalik panasnya
keadaan politik, banyak sekali makna yang bisa dipetik nilai
kemanusiaannya.
Tafsiran
Diceritakan, Diana (Chelsea Islan), mahasiswi Trisakti yang
memutuskan untuk menjadi anggota demonstran. Masa kekuasaan Soeharto
menurut Diana harus segera diakhiri. Memutuskan untuk menjadi anggota
demonstran merupakan pilihan yang kurang tepat bagi Diana, karena Diana
saat ini tinggal bersama kakaknya, Salma (Ririn Ekawati), yang merupakan
seorang pegawai Istana Negara, dan Bagus, Suami Salma (Donny Alamsyah),
yang juga seorang Letnan Dua, Angkatan Darat.
Semenjak krisis moneter dimulai, Diana telah menjadi anggota dari
gerakan gabungan seluruh mahasiswa Indonesia yang mendesak diturunkannya
presiden Soeharto. Peristiwa ini merupakan salah satu bentuk sikap dari
kegelisahan masyarakat, dan klimaksnya terjadi pada tanggal 13 sampai
14 Mei, dimana ada 4 orang mahasiswa yang tertembak mati oleh para
aparat yang mengatasi kerusuhan 98.
Di tengah situasi yang sangat rumit ini, presiden Soeharto
memutuskan untuk pergi menghadiri KTT G-15 di Kairo. Sementara wakil
presiden, B.J. Habibie dikagetkan oleh peristiwa penembakan yang terjadi
di Trisakti yang berakhir dengan kerusuhan besar.
Kemarahan itu tidak hanya dirasakan oleh mahasiswa ataupun Diana,
tetapi juga dirasakan oleh Bagus, kakak ipar Diana. Mengingat istrinya
yang sedang mengalami hamil tua, Bagus tetap wajib melaksanakan amanat
atasan untuk menjaga keamanan diberbagai titik dan wilayah di Jakarta.
Semakin bimbang hati galau dan bercampur aduk hati agus saat mengetahui
istrinya tidak ada di Istana, dikarenakan istrinya pergi untuk mencari
adiknya Diana yang telah beberapa hari tidak ada informasi mengenai
keberadaanya dan juga tidak pernah pulang ke rumah.
Semuanya bertambah absurd ketika Daniel (Boy William), pacar Diana,
yang merupakan seorang keturunan Tionghoa, juga harus merasakan
kepedihan dikala itu. Ayah dan adiknya Diana menghilang entah kemana
dalam peristiwa kerusuhan 14 Mei. Terlebih Daniel juga hampir terjebak
sweeping masyarakat setempat dalam penyaringan orang-orang Non Pribumi,
yang pada saat itu menjadi puncak issue rasial di Indonesia.
Disisi lain, rakyat sekelas gembel atau orang susah dan pengemis
pun harus ikut merasakan bagaimana dampak politik yang terjadi, dan
dampak buruknya bagi mereka.
Evaluasi
Film yang dirilis pada awal tahun 2015 ini bukanlah film politik,
tetapi merupakan film drama keluarga, percintaan, yang di dengselubungi
latar belakang kerusuhan Mei 1998. Dan karena ini adalah film, memiliki
paradigma yang berbeda dengan kejadian kerusuhan Mei ’98 tersebut.
Dengan menyisipkan sedikit cerita fiksi yaitu berupa kisah Diana,
Daniel, dan yang lainnya maka akan membuat film Dibalik ’98 menjadi
lebih menarik.
Kisah genting Mei 1998 memang sampai saat ini masih terkenang
dengan baik, khususnya bagi mereka yang mengalami secara langsung
peristiwa tersebut. Tetapi Lukman Sardi, sang sutradara, mencoba
mengisahkan permasalahan lain yang terdapat pada film “Dibalik ’98”
untuk diketahui masyarakat. Kehadiran Chelsea Islan yang namanya sedang
naik daun dan terkenal, berbanding lurus dengan kualitas aktingnya yang
semakin mumpuni. Boy William pun tak kalah hebatnya memainkan mahasiswa
turunan Tionghoa yang ikut merasakan kepahitan 1998. Untuk tampilan
pemain, Dibalik 98 telah memberikan yang terbaik.
Rangkuman
Anda disarankan untuk menonton film ini jika anda belum mengetahui
bagaiman tragedi di balik 98 karena film ini juga memberikan jawabannya.
Film ini juga menceritakan bagaiman masalah tersebut akhirnya bisa
selesai dari pembicaraan empat mata antasa presiden dan wakil presiden
hingga akhirnya Soeharto turun. Dan yang tidak disangka-sangka adalah
film ini juga menyajikan komedi didalamnya,
No comments:
Post a Comment